Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Jumat, 25 Maret 2011

DINDA

Katon Bagaskara – Dinda Dimana


B F# E

Dinda di manakah kau berada

F# B D# E F#

Rindu aku ingin jumpa Meski lewat nada

B F# E

Kau dengarkan segenap rasa tertumpah

F# B D# E F#

Mengalun dalam gitarku ngelangutkan jiwa


E F# B E

Melangkah dari bayangan Kala aku pulang

C#m F# B

Terkenang kisah kita bersama

G A D

Mengingat jalan yang panjang

G Em F#m G F#

Pernah kita tempuh Namun badai memisahkan hooo


Chorus

B F# E

Dinda di manakah kau berada

F# B D# E F#

Rindu aku ingin jumpa Meski lewat nada

B F# E

Kau dengarkan segenap rasa tertumpah

F# B D# E F#

Mengalun dalam gitarku ngelangutkan jiwa


E F# B E

Berkhayal tentang dirimu Telahkah berubah

C#m F# B

Sekian waktu jauh dariku

G A D

Mereka-reka rencana

G Em F#m G F#

Apa kan kita buat Bila ada perjumpaan hooo


B F# E

Dinda di manakah kau berada

F# B D# E F#

Biar kita isi malam Menangis tertawa

B F# E

Dan sampaikan kepada langit dan bintang

F# B D# E F#

Sebentuk cinta yang ada Kan tetap terjaga


Interlude


E B D# C#m D#m

Em F#

Denting dawai-dawai gitarku memanggil


Chorus

B F# E

Dinda di manakah kau berada

F# B D# E F#

Rindu aku ingin jumpa Meski lewat nada

B F# E

Kau dengarkan segenap rasa tertumpah

F# B D# E F#

Mengalun dalam gitarku ngelangutkan jiwa


Chorus

B F# E

Dinda di manakah kau berada

F# B D# E F#

Rindu aku ingin jumpa Meski lewat nada

B F# E

Kau dengarkan segenap rasa tertumpah

F# B D# E F#

Mengalun dalam gitarku ngelangutkan jiwa


B F# E F#

dinda di mana

Read More......

Kamis, 24 Maret 2011

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta



Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata pria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.

Wallahu'alam bisshowab

Read More......

Jumat, 11 Maret 2011

ALLAHU AKBAR

Sebait kata terlantun indah tiada mungkin terlupa, larut malam terus menggelora jiwa dalam alunan melodi kerinduan. Tiada pernah mau menjauh, namun tiada pula ingin mendekat. Meratap penuh Tanya pada Sang kuasa, akankah semua ini kan cepat berlalu????

Rembulan terlihat memaki ribuan bintang tak bernyawa, angin berhembus kencang menyapu lautan kekesalan dalam jiwa. Memenjarakan amarah tanpa mau berkata apa. Serasa dunia kan selalu riang gembira.

Andai tiada pernah berandai, mungkin harapan tak kan pernah tercapai. Mengelupas bakat-bakat yang kian tersemai. Menggeliat tubuh serasa menari lemah gemulai.

Hem…tarikan nafas tiada membekas, mengisi jalanan hari demi hari. Pancaran penuh harapan tercurah ikhlas laksana sinar mentari. Selalu menerangi walau puji dan maki tiada pernah berhenti tersaji silih berganti. Sisi-sisi nurani kembali teruji, kian berat melawan jeratan birahi tak bertepi.

Ups…, langkahQ terasa berat sekali. Ada apa gerangan????
Gejolak jiwa membahana seantero dunia, tiada peduli kata-kata penuh makna yang tercecar tak terbaca. Merangkak, merayap, menangis menyimpan tanda Tanya yang tak terpecahkan. Owh, inikah rasanya….???!

Sudahlah, mereka tak perlu tahu apa yang kau rasa. Ukiran masalah yang mulai memudar, membuat langkah ini terasa melebar. Berbekal sabar arungi gulungan ombak yang menggelepar. Basah, namun segar menggelayut dalam jiwa yang tumbuh mekar.

ALLAHU AKBAR…!

Read More......