Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Selasa, 06 Oktober 2009

KiCauan MimPi


Sebuah harapan memang tak selalu berujung pada sebuah keberhasilan, setidaknya hal itu yang pernah kualami dalam perjalanan asmaraku. Tak ku pungkiri kegagalan pernah menghampiriku dalam kisah yang amat menyimpan misteri itu. Sebuah keputusan yang memang sudah kuperhitungkan baik buruknya bagiku dan juga perjalanan kisah indah yang telah lama kutanam. Namun apa daya keyakinan yang telah berdiri kokoh dalam naskah indah ternyata harus roboh diterjang gulungan ombak yang mendayu.

Gulungan ombak yang terlihat indah itu tak kuasa kutahan, kokohnya keyakinan ku tak pelak roboh dengan perlahan namun pasti. Walau masih terlihat bekas-bekas keyakinan itu, namun bayangan gulungan ombak serasa menghantuiku untuk melangkah dalam kisah indah yang tak ku ketahui ujungnya.
Sejuta harapan seolah sirna di tengah jalan. Tak kusadari perjalanan waktu yang memabukkanku serasa berlari menjauh dariku. Hilang semua mimpi manis berganti dengan kenangan yang masih tersimpan dan terbungkus rapi dalam ingatan. Walau kadang sakit namun tetap kupaksa keyakinanku untuk berdiri kembali dan mencoba melangkah sembari berusaha berlari mengejar berjuta harapan yang pernah pupus di tengah jalan.

Suara itu masih terngiang dalam ingatan dan telingaku seolah tak mau pergi meninggalkan rapuhnya jiwa kosong ini. Berkali ku coba memalingkan wajah dan langkah ini. Namun suara kecil itu terus berkata dan menarikku dalam kisah itu. Aku bingung mencari landasan walau disekelilingku ku lihat itu. Berat langkah ini , hilang semua arah yang ingin kutuju, dan berbalik semua angin yang mengajakku berlari serta meninggalkan kebodohan yang terbingkai dengan rapi.

Hujan , gerimis, serta angin yang kian kencang tak kuasa membendung suara-suara itu. Seperti sebuah badai yang ingin menghancurkan semua yang menghalanginya. Tak terkecuali diriku yang sedang rapuh karenanya. Kucoba bersabar walau tak pernah kurasa itu kan berhasil menahan dinding-dinding keyakinan yang hamper roboh. Terkadang datang sebuah ilusi yang mencoba melawan suara –suara itu. Nyanyian merdu seolah ingin mengusir suara- suara yang mengusik hati. Kian merdu nyanyian itu makin keras pula suara itu menggelayuti perasaan yang tersiksa.

Hujan hampir reda , namun angin tetap berhembus dengan kencang seolah tak mau peduli dengan waktu yang terus bergulir. Kulihat dengan samar cahaya yang tak pernah kulihat sebelumnya. Tersentak hati karnanya, serasa harapan yang hilang telah kembali menyapa. Kucoba tuk mendekat agar jelas tampak rupanya. Sekan tahu akan hal itu, menghindar tertutup kabut yang menertawakan aku. Kabut hitam yang mencoba menghalangiku melihatnya lebih jelas. Langkah kaki ini serasa ringan bak seribu kaki yang menemaniku mengejarnya. Namun dia hanya melambaikan secercah sinarnya pada wajahku sambil tersenyum manis. Seakan berjanji kan kembali setelah hujan benar-benar reda. Dan kusanggupi dengan senyum yang kuanggap sebagai jawaban atas penantianku untuknya. Untuknya yang selalu kunanti tuk mengisi kekosongan hati ini.
Semoga dia kan sudi mengahampiriku walau hanya dalam sebuah mimpi yang tak berujung pada kenyataan. Kenyataan yang memang amat kuharapkan dibalik sebuah harapan yang kuandaikan sebelumnya.

Wahai cahayaku… sinarilah kembali jiwa ini.

0 komentar: